Header Ads Widget

Update

6/recent/ticker-posts

Prawita GENPPARI, Giatkan “Action Learning” Perlindungan Mata Air

Dede Farhan Aulawi


ZonaExpose.com

“ Di bulan Mei 2021 ini sebagian wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau, dan sebagian lagi kemungkinan di mulai pada bulan Juni. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh masyarakat di musim kemarau adalah sulitnya untuk mendapatkan kebutuhan air bersih, yaitu air yang layak pakai dan layak minum untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Dalam konteks ini tentu mengingatkan kita semua agar peduli dan selalu menjaga sumber mata air yang berada di daerahnya masing – masing, karena air merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan manusia “, ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Senin (10/5) saat ditemui di kediamannya nan asri.

Kemudian ia juga menambahkan bahwa air dibutuhkan oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Untuk orang kaya mungkin tidak terlalu masalah karena tinggal beli saja, tetapi bagi masyarakat lapisan bawah tentu menjadi masalah besar jika kekurangan air bersih dan sehat, yaitu air yang dinyatakan aman untuk dikonsumsi. Untuk mengetahui air yang dinyatakan aman untuk dikonsumsi tersebut, memiliki beberapa ciri. Ciri pertama, adalah tidak berwarna alias jernih. Jika tidak jernih, misalnya keruh atau kecokelatan, maka sebaiknya tidak dikonsumsi. Lalu yang kedua, memiliki rasa tawar ketika diminum alias tidak ada rasa. Selanjutnya yang ketiga air tidak memiliki bau atau aroma apapun. Kemudian yang keempat bebas Bakteri berdasarkan penelitian khusus, sebab bakteri merupakan pathogen yaitu jenis mikroba yang berpotensi menimbulkan berbagai macam penyakit. Salah satu bakteri yang kerap membuat pencemaran di air adalah Escherichia Coli. Dan yang terakhir, memiliki suhu normal, yaitu direntang 10° C - 25° C. Ujar Dede.

Di samping itu, saat ini juga sudah banyak kerusakan lingkungan yang mengganggu keseimbangan hubungan antar unsur dalam ekosistem yang tentu berdampak pada terjadinya kelangkaan air, lahan menjadi gersang, erosi tanah, dan pemanasan suhu yang diakibatkan oleh banyaknya alih fungsi lahan. 

Beranjak dari realita tersebut, maka Prawita GENPPARI sebagai organisasi para pegiat pariwisata, seni budaya dan UMKM tentu juga sangat peduli untuk menjaga kelestarian alam. Oleh karenanya organisasi akan menggiatkan program Action Learning untuk menjaga setiap sumber mata air dengan berbasis pada masyarakat sekitar. 

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan membina suasana dalam melindungi serta memelihara sumber mata air. Kemudian juga akan membantu masyarakat dalam membentuk kelompok kerja sumber mata air sebagai garda terdepan dalam melakukan assessment kondisi sumber mata air dan daerah aliran air di wilayahnya masing – masing. Lalu memberikan pengetahuan tentang kegiatan pemetaan potensi dan permasalahan secara swadaya. 

“ Kegiatan ini diharapkan bisa dilakukan secara serempak oleh seluruh pengurus Prawita GENPPARI di daerahnya masing – masing, baik di tingkat propinsi ataupun kabupaten/ kota. Momen ini bisa dijadikan momen kepedulian untuk menjaga mata air dan lingkungan hidup secara berkesinambungan. Secara umum pelaksanaan Action Learning ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu perijinan, persiapan, pembukaan acara dan penjelasan, penyajian materi dan diskusi kelompok (FGD) serta kegiatan di lapangan. Beberapa masalah pokok tentang kondisi mata air yang ada di lokasi kegiatan antara lain adalah alih fungsi kawasan hutan menjadi lahan pertanian, pencemaran mata air, volume pemanenan air yang relatif kecil, perlu adanya upaya untuk menjaga kelestarian hutan, dan perlu adanya kemitraan dengan dengan berbagai pihak yang terkait lainnya untuk pelestarian lingkungan dan kawasan hutan “, pungkas Dede mengakhiri perbincangan siang.

ZonaExpose

Posting Komentar

0 Komentar