Header Ads Widget

Update

6/recent/ticker-posts

SANG JENDERAL


          SANG JENDERAL

Sejarah tetaplah sejarah, jangan diubah-ubah apalagi jika sampai dikurangi dan ditambah-tambah, maka akan menjadikan bangsa ini kehilangan arah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.

Kewajiban negara melalui pemerintah untuk memberikan penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada putera-putera negeri yang berjasa dan berprestasi.

Seperti jenderal yang satu ini, Irjen Pol U.E. Medellu yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk ibu pertiwi melalui institusi Polri. 

Kecintaannya terhadap Polri tampak sekali bila dilihat dari perjalanan hidupnya hingga tutup usia. Baginya hidup ini pengabdian dan pelayanan, jabatan adalah amanah, kejujuran adalah azimat untuk keselamatan. Dan suri tauladan dari “Sang Jenderal” ini masih sangat relevan buat contoh hingga saat ini bagi seluruh pejabat negeri tanpa terkecuali.

“Sang Jenderal” Cuma berpesan : “Bantu Polri, cintai Polri dan jaga Tri Brata, bila ada anggota Polri yang tidak baik itu hanyalah oknum dan sesungguhnya tentara dan polisi adalah warga negara yang diamanatkan harus berbuat baik”.

Kecintaannya terhadap Polri ia tunjukan ketika ia rela turun pangkatnya dari seorang kapten TNI AD menjadi Ajun Inspektur Polisi Dua di institusi Polri, turun 5 tingkat karena peraturan dari perjanjian dengan Belanda bahwa warga pribumi yang menjadi polisi untuk wilayah Indonesia Timur pangkat tertinggi adalah Aipda. Sementara pangkat perwira dipegang oleh orang-orang Belanda.

Meskipun turun 5 tingkat pangkatnya ia masih mampu menyandang bintang dua di kepolisian karena dedikasi dan prestasinya yang luar biasa, terutama kejujurannya. Tak banyak yang ia harapkan, hanya perbaikan demi perbaikan untuk kebaikan di kepolisian. Karyanya yang monumental tak terbantahkan dan tidak mungkin akan terlupakan, apalagi dihilangkan.

Irjen. Pol. U.E. Medellu adalah bayangkara sejati yang tidak pernah ingkar janji dan sangat mampu menjaga integritasnya :“Dan ingat… langkah dan hidup kita ini ada yang mengawasiNya” dengan nada datar ia tuturkan, ungkapan “Sang Jenderal” ini sangat layak dijadikan renungan untuk suri tauladan masyarakat umum dan setiap anggota polisi khususnya, bahwa segala tingkah laku dan perbuatan dalam sepanjang hidup kita kelak harus dipertanggung jawabkan di hadapanNya.

Bapak Lalu-lintas Republik Indonesia ini yang awalnya adalah seorang perwira TNI AD, pernah mengawal  “Sang Proklamator” presiden pertama, pernah memimpin pasukan menumpas pemberontakan Permesta di Sulawesi Utara, pasukannya juga membantu penyerangan 6 jam di Yogyakarta yang dipimpin Letkol Soehato Presiden RI II.

Gagasannya yang paling spektakuler dan monumental adalah ia menciptakan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) yang menghasilkan banyak uang hingga  ia mampu membangun Gedung Kakorlantas di Jl. MT Haryono, Jakarta dan tak satu rupiahpun uang yang ia hasilkan dari gagasannya itu bersemajam dalam saku pribadinya…..luar biasa…!

Yang perlu menjadi catatan kita semua adalah bahwa berkat kejujurannya, seorang  Medellu sebagai Pelaksana Kuasa Perang (Pekuper) dengan pangkat Kapten Tetuler, berani menentang  perintah KSAD Mayjen. A.H. Nasution yang melarang pemungutan restibusi dalam perdagangan antar pulau karena ia menilai Jakarta tidak memahami bahwa kondisi rakyat di perbatasan yang jauh terpencil sangat menderita. 

Berkat BPKB yang ia ciptakan pulalah pelaku utama Bom Bali Amrozi tertangkap karena dapat terungkap pelakunya melalui penelusuran nomor rangka mobil yang digunakan untuk membawa bom tersebut.

Irjen. Pol. U.E. Medellu sosok yang bangga dengan kesederhanaan, santun dan lembut dalam bertutur kata dekat dengan bawahannya dan ia adalah seorang jenderal yang taat pada ajaran agamanya karena ia tidak pernah lupa mendahulukan doa sebelum melangkahkan kakinya.

Bapak Lalu-lintas Republik Indonesia Perwira Satria Bhayangkara sekaligus tentara yang kini  terbaring kekal di Taman Makam Pahlawan Kalibata, layak juga dijadikan ikon Bapak Pendidikan Anti Korupsi Indonesia.

Sumber

Posting Komentar

0 Komentar